Welcome To My Life

Senin, 19 Desember 2011


Bismillahirrahmaanirrahiim. Semua berawal dari hari Rabu tanggal 26 Mei 1993 tengah malam menjelang dini hari. Aku Nila Husniah telah lahir dari rahim ibu Luluk Mahruzatin yang sebelumnya telah berada dalam kandungan selama 11 bulan, hehehe... (^_^) betapa krasannya diriku didalam rahim ibuku. Aku bangga dengan ibuku, karena begitu gigihnya merawatku sehingga di usiaku yang masih 1 tahunan aku dapet juara balita sejahtera Indonesia yang diadakan indomie kala itu.
Dimasa kecilku sekitar umur 3 tahunan aku adalah seorang anak yang ceria, cerewet, imut, dan gendut. Aku sering sekali ditanggap nyanyi ringan, joget, dll. Memasuki umur 4 tahun, hal yang masih membekas di benakku adalah kebiasaanku bermain sinetron dengan artis diriku sendiri dan semua imajinasiku yang terekam dari sinetron tontonanku ketika penghuni rumah tidak ada. Padahal, ibu selalu memprotect ku untuk tidak nonton sinetron, tapi aku selalu curi-curi kesempatan untuk sekedar mengobati penasaranku tentang kelanjutan sinetron favoritku, hehehe (^_^). Tak ketinggalan kemahiranku joget dimasa kecil masih terus berkembang juga, sampai-sampai karena sifat caperku yang berlebihan aku pernah dimarahi ibu dan uyutku karena aku joget-joget di barisan jama’ah yang sholat di musholla depan rumahku.
Ketika umur 5 tahun, Nila kecil adalah seorang anak yang bandel, dan mulai menyusut (nggak gendut lagi -.-”), sering main-main tanpa izin orang tua, dan sulit diatur. Sampai suatu ketika, karena jarangnya aku tidur siang dan keasyikan main-main, aku sering sakit-sakitan. Selain itu karena aku pecicilan, aku sering jatuh dari pohon, diatas ranjang sampai terkena gejala gagar otak. Pada waktu itu aku adalah anak paling kecil diantara lawan mainku, sehingga teman-teman sering membuat diriku sebagai bahan kalahan mereka, karena lingkungan itu juga yang menjadikanku membangkang dengan orang tua, tapi akupun kadang-kadang bisa menjadi bocah yang sangat manis ketika berada dirumah, biasalah... caper ma orangtua... (*_*). Di usia inilah orang tua mengajariku tentang agama yang ku percayai sampai saat ini, Islam. Mulai dari mengaji, menghafal surat-surat pendek, do’a-doa, dan sholat. Walaupun sebelumnya aku sudah dilibatkan dalam kegiatan ini di usia lampauku, tapi yang masih terekam kuat di memoriku adalah ketika usia 5 tahun.
Memasuki usia 6 tahun aku yang mulai menyusut jadi tambah kusam, karena seringnya main-main dengan teman-temanku. Di umur itu ibu sering sekali memarahiku, sampai-sampai aku merasa kalau beliau bukan ibu kandungku, dan sering sekali ketika ada gambar monster aku menyebutnya itu ibu, hohoho... -.-” betapa gilanya diriku saat itu, akan tetapi beriringan dengan berjalannya waktu yang membuatku semakin dewasa, aku sadar bahwa tak ada orang tua yang tak sayang kepada buah hatinya, semua yang kita rasa kepahitan itu adalah semata-mata proses pembentukan karakter untukku. Dimasa itu aku adalah penyuka persaingan baik antar memilih teman atau mempertahankan prestasi akademik dan non akademik.
Di usia 7 tahun, ibuku memutuskan untuk pindah rumah dikarenakan ibu pengen lebih deket aja ma ayah, karena selama 7 tahun ibu tinggal di Jombang dan ayah bertugas di Blitar sebagai guru SMP Negeri, jadi ayah hanya menengok kami satu minggu sekali atau waktu liburan saja, itulah mungkin yang menyebabkan ibu sering meluapkan kemarahannya kepada anak-anaknya, akan tetapi meskipun begitu kami anak-anaknya lebih dekat sekali dengan ibu. Di daerah baruku itu aku merasa akulah yang paling menonjol, karena kebetulan aku sekolah di daerah IDT dan sekolahku yang baru ini jauh berbeda sekali dengan sekolahku dulu, dan mulailah aksiku pilih-pilih teman pun dimulai, aku cenderung bergaul dengan teman yang berpenampilan menarik dan berekonomian lebih. Akan tetapi lama-kelamaan karena ayah dan ibu sering memeberi wejangan akan keburukan sifatku yang sering pilih-pilih teman dan tidak bisa bersikap sederhana, aku mulai bisa care dengan siapa saja.
Dimasa SD kurang lebih sekitar umur 8-11 tahunan lagi-lagi karena pengaruh sinetron, diriku yang dulu cenderung centil dan penyuka boneka mulai meniru tingkah pemain sinetron favoritku yang berperan sebagai anak tomboy, sampai-sampai banyak dari teman-temanku yang mendukung tentang itu, jadi aku tambah semangat menonjolkan ketomboyanku, hehehe (^_^). Mulai dari aktif ikut sepak bola sama temen-temen cowok, dan seringnya aku berkelahi dengan cowok karena melindungi temen atau adik laki-lakiku yang diusilin ma temennya. Akan tetapi aku pun tak sekuat lawan berkelahiku sehingga aku pun masih suka nangis kalau aku kena tonjokannya. Maka dari itu karena jiwaku yang sedikit menjadi “pahlawan kesiangan” itu aku sering sekali menjadi ketua kelas, ups!!! Selain itu karena kebetulan aku selalu juara kelas. Ohya, sebenernya bukan tomboy juga sih, karena meskipun begitu akupun juga masih bermain dengan temen-temen cewek dan bermain permainan gadis kecil pada umumnya, jadi lebih tepatnya mungkin pemberani.
Di usia 12-13 tahun tepatnya kelas VII MTsN, aku memilih untuk mondok di pesantren, karena aku pengen kaya’ mbakku yang sering dibanggakan ibu. Di usia dimana pada diriku mulai tumbuh bulu di daerah tertentu aku sempet drop di bulan-bulan pertama nyantren. Aku yang basicnya dari SD meskipun pernah nyambi di madrasah diniyyah dan tidak pernah jauh dengan orangtua walau meskipun dekat juga masih kurang mengerti arti sebuah keluarga, keberatan dengan pelajaran yang ada di pondok. Disaat itu aku mulai sadar apa pentingnya keluarga, hampir setiap satu minggu sekali aku izin sakit karena alasan nakalku kangen rumah. Dirumah, ayah dan ibu senantiasa membimbingku agar aku mampu mengikuti pelajaran pondok karena kebetulan ayah dan ibuku lulusan dari pesantren. Alhasil dengan berjalannya waktu aku pun mulai mampu menguasai pelajaran dan bertahan di tempat baruku.
Di pondok pesantren, ketika usiaku beranjak 14 tahun dan awal menstruasiku, aku mulai mengerti perawatan diri, sehingga aku yang kusam dan dekil, mulai mengerti apa itu kerapian. Di usia inilah aku pun mulai tertarik dengan lawan jenis dan tetap berpenampilan yang teman-teman bilang “tomboy”, tomboy yang dimaksud teman-temanku disini adalah suka teriak-teriak, gaya jalan dan aksesoris seperti cowok, penyuka sepak bola, dll. Dan anehnya mereka kaum adam tertarik denganku karena penampilanku yang unik itu. Tak jarang dari mereka yang mencoba mengubah penampilanku dan aku hanya bilang “belum saatnya”. Entah mengapa aku nyaman sekali dengan ketomboyanku itu. Di pesantren, teman-temanku pun mulai beragam, aku nyaman sekali hidup di pesantren, aku yang pertama kali masuk pesantren dengan berat badan 44-45 kg menjadi 50-51 kg, aku mulai mengerti kebersamaan, take and give dan disinilah mulai tumbuh dan berkembang bakat-bakat terpendamku yang alhamdulillah juga menuai prestasi yang membanggakan sampai tumbuh pula kecintaanku dengan organisasi yang membuatku tidak pacaran seperti teman-temanku yang lain. Meskipun pada hakikatnya di usia ini aku mulai tertarik dengan lawan jenis dan sebaliknya tapi aku memilih bertahan untuk jomblo. Dan kejombloanku ini bertahan sampai usia ke 17 tahunku.
Tarrraaaa..., dan inilah masa-masa yang paling berkesan bagiku (^_^), beranjak usia 16 tahun, aku tetap istiqomah dengan ketomboyanku dan aku mengaplikasikannya dengan mengikuti organisasi pecinta alam di Madrasah Aliyah Negeri. Walaupun begitu, aku sadar layaknya seorang perempuan aku tetap memperhatikan penampilanku dengan berusaha mengurangi berat badanku dan mencoba memakai bedak meski masih bedak tabur cusson. Di Madrasah Aliyah pun teman-temanku mulai beragam dan kebetulan aku menemukan teman se-hobi walau sering beda pendapat dan kami pun bersahabat sampai sekarang. Di akhir usia ke 16 tahun aku mulai sadar untuk segera merubah diri menjadi benar-benar seorang peremuan (^_^). Perubahanku dimulai ketika aku memutuskan untuk memakai rok pada waktu sekolah (ket: sebelumnya kebijakan sekolah kami adalah siswi harus memakai celana). Awalnya banyak sekali teman-teman yang keget dan sesekali nyeletuk “hweii.., premannya tobat”, aku pun hanya tersenyum menanggapi celotehan mereka. Akan tetapi meskipun aku udah mau memakai rok ketika bepergian, aku masih saja teriak-teriak, panjat pohon, main bola, dll. Ups!! Tapi pastinya sedikit berkurang, namanya juga proses (^_^).
Di akhir usia ini aku juga mulai mau mengenal pelembab, pembersih wajah, karena selama ini yang ku tahu hanya facial foam. Dan aku mulai menyukai warna-warna yang kalem terlebih warna pink yang dulu sangat ku benci.
Beranjak usia 17 tahun banyak sekali perubahan yang terjadi denganku. Mulai aku yang sudah tidak mahir lagi sepak bola, wall climbing, mulai menyukai musik yang kalem, dan menahan untuk berbicara keras, tak ketinggalan berat badanku menjadi 47 kg dengan ketinggian 155 cm. Dan di usia inilah aku beranikan diri untuk menerima cinta dari seorang lawan jenis yang bukan mahramku. Dan mungkin karena faktor ini juga aku menjadi seorang peremuan yang jauh berbeda dengan masa lampauku.
Next, di usiaku sekarang 18 tahun, aku pun banyak berbenah diri, mulai dari perawatan diri, dll. Meski masih saja ku pakai bedak tabur cusson, entah mengapa aku masih setia memakai bedak itu dan belum beranjak memakai bedak yang dipakai teman-teman seusiaku. Namun di usiaku ini aku mulai sedikit menanggalkan rokku, karena mungkin aku masih terkena korban mode yang lebih fashionable memakai celana, walaupun begitu aku bukan Nila yang dulu. Nila yang sekarang adalah Nila dengan julukan “Alay mode on” itu pun juga teman-teman yang kasih label seperti itu (^_^). Akan tetapi dalam keluargaku aku tetaplah Nila dengan sikap manisku, karena selama ini aku bersikap tomboy dan alay hanya ketika aku di luar rumah atau diluar pengetahuan keluarga, aneh memang dan aku juga bingung, hehe (^_^). Di usia ini aku lebih memilih sesuatu yang harus berprioritas tinggi ketimbang membuang waktu untuk bersenang-senang. Dan mulai mengerti bahwa setiap kehidupan itu harus disertai dengan usaha, hilangkan kata berpangku tangan. Akhir kata terima kasih kepada bu Diantini selaku dosen pengajar yang senantiasa membuka pikiran kami untuk selalu memperhatikan perkembangan calon peserta didik kami. Sukses selalu (^_^).



15 Desember 2011,
In lovely kamar on 00:12 WIB
laptop silihan temen.nebeng.com
Read More..

>..Heeii,, Buat Seni Kerajinan Clay yuuukzz...

Kamis, 03 Maret 2011


Crabby Patty Shop
·  Bahan :
©         4 sendok makan Tepung terigu
©         4 sendok makan Tepung tapioka
©         4 sendok makan Tepung beras
©         1,5 sendok makan Benzoat halus
©         1,5 sendok makan Tawas halus
©         5 sendok makan Lem kayu
©         Air secukupnya
©         Cat poster cukupnya
©         Stick ice cream secukupnya
©         1 buah Kotak mika

·  Alat :
©         Alas plastik
©         Wadah plastik
©         Sendok makan
©         Gelas air
©         Kuas
©         Pallet

·  Langkah-langkah :
©         Campurkan ketiga tepung ( terigu, tapioka, & beras ), tawas,& benzoat lalu aduk hingga rata.
©         Setelah adonan tercampur rata, tambahkan air kedalam adonan lalu aduk kembali.
©         Tambahkan lem kayu kedalam adonan lalu aduk kembali hingga seluruh bahan tercampur rata.
©         Bentuk adonan menjadi mini burger. ( untuk adonan yang belum di bentuk, letakkan  di dalam toples tertutup,  supaya tidak mengeras, apabila adoanan tampak mengembun, buka toples & remas kembali adonan tersebut. Hal ini untuk menghindari tumbuhnya jamur pada adonan ).
©         Adonan yang sudah terbentuk lapisi dengan cat putih ( agar terihat mengkilat ) & tunggu sejenak hingga kering.
©         Kemudian catlah mini burger tersebut menyerupai burger asli.
©         Keringkan mini burger selama kurang lebih 2 hari.
©         Sementara itu, susunlah stick ice cream menyerupai rak sepatu.
©         Setelah mini burger kering, rekatkan & tata di rak tersebut.
©         Setelah semua selesai, masukkan & burger mini rak + mini burger ke dalam kotak mika.
©         Crabby Patty (burger) siap dipasarkan.
©         Selamat mencoba


DSC01553Crabby Patty Shop



















Read More..

*_Heeppi Adha Mubarak_*

Kamis, 10 Februari 2011


SERBA MINJEM EDITION…

18 Nov  '10
Sponsor by Lepi silihan teman one bad <riendza>
 At Umi Kultsum area
22.00 WUK <Waktu Umi Kultsum>




Dengan menyebut 
ku memulai nggoresin polpen 2-ribuan
kesayanganQ diatas buku pinjaman adik-Q  at Tuesday 16 Nov ’10, 19.09 WHS <Waktu Hape Saya>.
Hembb.., akhirnya bisa nulis juga, setelah sekian lama vakum dari persemaiaman  khayalan.Q yang tak pernah tertumpahkan di atas benda yang pantas terinjaki.
Bener-bener inilah suasana yang q kangenin setelah ± 6 tahun aku nyaris nggak pernah sama sekali melihat ritual ini. Subhanalloh.., gila banget.., begitu nyejukin hati…hhuuuaaaaa…. ^.^ kerreeen banget…, arak-arakan oncor dan teriakan syahdu takbir menyeru pada Yang Esa. Ritual ini bukan hanya para kawula muda yang ngramein, tapi para ibuk-ibuk guru + PKK juga ikut gabung. Ahaaa.., tau gag seh…???, di KampungQ tercinta ni banyak banget version of takbirnya, mulai dari yang kalem, sampek super kalem, penuh semangat, dan yang paling beda, takbir ala rocker yang pling seru, meskipun aku agak RISI ngedengernya, tapi SENI kali yak nurut mereka hahahhah…. ^.^
Read More..

10 Orang Terkaya di Indonesia

Kamis, 03 Februari 2011


Berikut daftar lengkap dari 40 orang terkaya Indonesia versi Majalah Forbes:

1. R.Budi (69) dan Michael Hartono (71) dengan penghasilan 11 miliar dolar AS. Keduanya pewaris perusahaan rokok Djarum. Selain itu mereka mendapat pemasukan besar dari Bank Central Asia dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan.

2. Susilo Wonowidjojo (54) dengan penghasilan delapan miliar dolar AS. Pemimpin pabrik rokok Gudang Garam milik keluarganya. Selain dari pabrik rokok, penghasilannya juga berumber dari perusahaan minyak kelapa sawit.

3. Eka Tjipta Widjaja (87) dengan penghasilan enam miliar dolar AS. Lebih dari separuh kekayaan ayah dari 15 anak ini berasal dari bisnis minyak sawit Golden Agri-Resources yang dijalankan anaknya, Franky.

4. Martua Sitorus (50) dengan penghasilan 3,2 miliar dolar AS. Ayah dari empat anak ini adalah pimpinan Wilmar International, pedagang minyak sawit besar di Asia.
5.Anthoni Salim (61) dengan penghasilan tiga miliar dolar AS. Dia pemimpin perusahaan keluarga Salim Group.

6. Sri Prakash Lohia (58) dengan penghasilan 2,65 miliar dolar AS. Orang India yang kini menjadi warga negara Indonesia dan mengendalikan Indorama Syntetics, pabrik poliester terbesar di Indonesia.

7. Low Tuck Kwong (62) dengan kekayaan 2,6 miliar dolar AS. Penghasilan pria kelahiran Singapura yang sekarang memiliki dua anak ini bersumber dari perusahaan batubara Bayan Resources.

8. Peter Sondakh (58) dengan penghasilan 2,4 miliar dolar AS.

9.Putera Sampoerna (63) dengan penghasilan 2,3 miliar dolar AS.

10. Aburizal Bakrie (64) dengan penghasilan 2,1 miliar dolar AS, utamanya dari batubara. Kekayaan Ical--nama sapaannya-- turun 0,4 miliar dari tahun lalu. Tahun 2009 kekayaannya 2,5 miliar dolar AS dan berada pada peringkat empat daftar 40 orang terkaya Indonesia.

.hmmm.., gag bisa bayangin kalau tiba-2 kelak ax masuk dalam bagian itu, waaaww....!!! its wonderful vho me, akan ax apa.in uang-2 itu....???, yang pasti gag ax kasi tau sekarang lah..,, hahah.., tapi yang jelas ax pengen walking-2 at njobo negoro, ammiiiinnn y Alloh............!!!

.DAN KAU...??? BAGAIMANA...???

.siapkah xm menjadi generasi selanjutnya..???
.so, jangan sia-siakan waktumu dunk..!! lets change the world with your creativity..!!!
Read More..
Assalamu'alaikum Cinta...